Filsafat Seni

Perjalanan Menikmati Seni Dengan Berfilsafat

Nama                         : Fahrul Zikri

Kelas                          : R3I

NPM                           : 202246501113

Mata Kuliah                : Filsafat Seni

Dosen Pengampu        : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. sn.


Analisis 5 Karya Yang Berada Pada Pekan Kebudayaan Nasional

1. Ngaben


Karya lukis ini merupakan hasil karya dari seorang seniman Indonesia yang bernama Hj. Kustiyah Edhi Sunarso,  karya ini dibuat pada tahun 1968 yang bertema ngaben, lukisan ini dibuat dengan sebuah cat minyak serta kanvas yang berukuran 81 x 60,5cm. lukisan ini memperlihatkan kecerdasan dalam mengekspresikan nuansa dan makna mendalam dari upacara pemakaman kebudayaan bali. pada karya ini terdapat detail-detail patung kayu, rumah-rumahan dan elemen ritualistik lainnya serta terdapat potret orang-orang yang terlibat dalam mempersiapkan prosesi pemakaman, seperti gerakan tubuh yang lagi sedang melakukan aktivitas. pemilihan pada warna dan pencahayaan dalam karya ini juga dapat mencerminkan suasana spiritual dari acara tersebut. 

menurut saya aliran seni pada lukisan ini adalah realisme, karena lukisan ini menjadi sarana untuk menyampaikan kekayaan budaya dan makna mendalam dari ritual tersebut. representasi yang akurat dan detail menciptakan koneksi yang kuat antara lukisan dan pengalaman sehari-hari, memungkinkan lukisan ini memberikan nuansa realistis yang memperkaya pengalaman visual pemirsa. 

teori dalam lukisan ini termasuk kedalam teori memisis versi Ariestoteles karena lukisan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai upaya seniman untuk mendidik pemirsa tentang budaya dan ritual ngaben. representasi visual yang akurat dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang aspek-aspek tersebut.

menurut pengalaman estetik dalam karya ini, estetika dalam lukisan ini melibatkan keindahan warna, komposisi, dan detail visual. seniman ini mungkin menggunakan palet warna yang khas untuk menciptakan atmosfer yang sesuai dengan ritual ngaben, dan komposisi, yang cermat untuk menyoroti elemen-elemen ritual.

2. Torso


karya lukisan ini merupakan karya yang dibuat oleh Hj. Kustiya Edhi Sunarso pada tahun 1960 dengan bertema Torso, lukisan ini dibuat dengan cat minyak serta kanvas yang berukuran 68 x 86 cm. lukisan ini menggambarkan tentang bagaimana seniman tersebut memandang dirinya sendiri sekaligus bagaimana beliau menerima saat dirinya dipandang oleh suaminya.

Aliran seni dalam lukisan ini adalah realisme dan ekpresionisme karena seniman ini cenderung menekankan keakuratan dan detail dalam merepresentasikan dirinya sendiri melalui torso manusia. aliran ekpresionisme dalam karya ini mungkin lebih menekankan realisme anatomi tetapi pada lukisan ini juga terdapat sebuah ekspresi emotional dimana pada lukisan torso ini akan memberikan sebuah komunikasi perasaan melalui penggunaan pewarnaan, garis, dan bentuk.

menurut saya teori yang digunakan dalam karya ini termasuk dalam teori mimesis versi Aristoteles karena keberhasilan lukisan ini berdasarkan kemampuannya untuk menirukan dengan akurat bentuk tubuh manusia dan menyampaikan kebenaran atau pesan emotional melalui gambar lukisan tersebut.

Pengalaman estetis dalam lukisan ini melibatkan apresiasi terhadap keindahan bentuk tubuh manusia yang diwujudkan dalam karya seni. penelusuran estetika melibatkan perhatian terhadap proporsi, tekstur, dan permainan cahaya dan bayangan yang digunakan oleh seniman. melalui warna, garis,  dan komposisi, lukisan torso dapat menghasilkan pengalaman visual yang menggugah perasaan keindahan dan keharmonisan. selain itu, pilihan seniman untuk mengeksplorasi tema ini bisa memunculkan refleksi tentang identitas, kecantikan, atau bahkan konsep kesempurnaan dalam pandangan artistik,

3.  Topeng Emas Dan Syair


Karya lukis ini lukis ini merupakan karya yang dibuat oleh Seiyani pada tahun 1971 dengan bertema Topeng emas dan syair, lukisan ini dibuat dengan cat minyak serta kanvas yang berukuran 98 x 65 cm. lukisan menggambarkan topeng emas yang menjadi simbol kemewahan, keanggunan, atau bahkan misteri, pemilihan warna, detil ornamen, dan komposisi dapat memberikan dimensi estetis yang mendalam. syair yang menyertai lukisan dapat memperkaya pengalaman dengan menyampaikan lapisan makna melalui kata-kata. syair mungkin menggambarkan emosi, kisah, atau filosofi terkait topeng emas tersebut. keseluruhan karya bisa menciptakan pengalaman estetis yang memadukan keindahan visual dengan ekspresi sastra, mengundang penonton untuk merenungkan aspek-aspek mendalam dari kehidupan atau budaya yang dihadirkan oleh seniman.

Aliran seni dalam karya ini adalah seni kontemporer, dan simbolisme, pada aliran seni kontemporer menggabungkan elemen-elemen kontemporer, mungkin memasukkan teknologi atau tema-tema modern dalam topeng emas dan syair. dan kalo aliran simbolisme mungkin menggabungkan topeng emas sebagai simbol untuk makna mendalam atau metafora, dengan syair yang memperkuat interpretasi simbolis.

menurut saya karya ini menggunakan teori signifikan form, secara umum, lukisan ini dapat mengandung simbolisme yang mendalam. lukisan tersebut dapat mengekspresikan keindahan atau misteri, sementara syair bisa menambah dimensi emotional dan filosofis. 

Pengalaman estetis dalam lukisan ini menciptkan pengalaman estetis yang kaya dan mendalam. topeng emas dalam lukisan ini mencerminkan simbolisme kemewahan dan misteri, memikat pemirsa dengan kilauan dan detail visual. sementara itu, syair dengan tema serupa dapat melibatkan pembaca dengan kata-kata yang indah dan makna yang mendalam, menambah dimensi emotional pada pengalaman tersebut.

4. Pepaya


Karya lukis ini merupakan karya yang dibuat oleh Hj. Kustiyah Edhi Sunarso pada tahun 1969 dengan bertema pepaya, lukisan ini dibuat dengan cat minyak serta kanvas yang berukuran 59 x 79 cm. lukisan ini menggabarkan potensi untuk menghadirkan berbagai pengalaman estetis. pepaya sebagai objek dapat memberikan elemen visual yang unik dan menarik dengan warna, bentuk, dan teksturnya. warna oranye dan hijau yang khas dari pepaya dapat menciptakan kehidupan dan keceriaan dalam lukisan.

Dalam lukisan bertema pepaya ini, menggunakan aliran seni realisme karena menggamabrkan dengan detail dan akurasi yang tinggi, meniru bentuk dan warna sejelas mungkin, maka dari itu lukisan tersebut dapat dikategorikan sebagai aliran seni realisme.

karya ini dalam teori mimesis plato, lukisan ini sebagai reproduksi tingkat kedua yang meniru objek konkret di dunia fisik. dalam teori plato bahwa dunia fisik ini hanyalah bayangan yang tidak sempurna dari bentuk ideal di alam baka. oleh karena itu, lukisan yang merepresentasikan objek seperti pepaya dianggap sebagai salinan yang jauh dari kebenaran sejati.

pengalaman estetis dalam lukisan bertema pepaya ini dapat diuraikan memalui berbagai warna, komposisi, dan ekspresi visual. warna-warna cerah yang mewakili buah pepaya dapat menciptakan perasaan kehangatan dan keceriaan. komposisi yang baik dapat menyoroti keindahan dan bentuk unik dari pepaya, memberikan kesan harmoni visual. ekspresi visual melalui detail halus pada lukisan dapat memperkaya pengalaman estetis dengan mendalamkan pemahaman tentang keindahan pepaya.

5.  Tiga Domba

Karya ini merupakan hasil karya yang dibuat oleh Hj. Kustiyah Edhi Sunarso pada tahun 1963 dengan bertema Tiga domba, lukisan ini dibuat dengan cat minyak serta kanvas yang berukuran 59 x 82 cm. lukisan dapat melibatkan pemahaman simbolisme dan ekpresi seniman. dari lukisan ini memiliki makna simbolis, seperti representasi ketiga aspek kehidupan atau nilai tertentu. warna, komposisi, dan gaya lukisan juga bisa memberikan wawasan tentang perasaan atau pesan yang ingin disampaikam oleh seniman. 

aliran seni dalam karya ini terdapat berbagai aliran seni seperti realisme dan simbolisme. aliran seni realisme menggambarkan dengan sangat rinci dan akurat, menciptakan representasi yang sangat nyata dan subjek. sedangkan simbolisme dikaikan dengan sifat-sifat seperti ketenangan, kepolosan, dan kadang-kadang pengorbanan. tiga domba dalam konteks ini mencerminkan simbolisme yang berhubungan dengan jumlah tiga, seperti keseimbangan atau kesempurnaan.

menurut saya karya ini termasuk dalam teori mimesi plato karena mendukung padangan bahwa seni, lukisan  ini termasuk tiruan dari dunia fisik yang sifatnya yang sifatnya jauh dari realistis sejati, yang merupakan bentuk ideal. dalam konteks ini, lukisan bertema tiga domba akan dianggap sebagai tiruan dari tiruan, atau sekedar bayangan dari realitas. 

Pengalaman estetis dalam karya ini memberikan perasaan ketenangan dan kesederhanaan karena gambar tersebut menggambarkan kehidupan yang damai. pengalaman estetis ini terletak pada kombinasi warna dan komposisi yang digunakan oleh pelukis dalam menggambar domba-domba tersebut.

Dokumentasi dengan karya























 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafa Seni

Filsafat Seni